Nyeleweng
Asep lagi nyante sambil baca koran di halaman depan, ketika ia tiba-2 dikagetkan dengan sebuah pukulan di belakang "toennggg........" demikian bunyi piring seng yg dipukulkan oleh istrinya dan tepat mengenai botaknya... Nggak ada ujan nggak ada angin digituin, si Asep marah-2... "He...ngapain mukul-2 suamimu ????" "Lu dasar laki-2 hidung belang....." balas istrinya, "siapa DESI yang kamu tulis namanya di kertas dalam dompetmu itu?" Asep sempat gelagapan, nyaris kepergok selingkuhnya dengan DESI, untung dia langsung ketemu jurus ampuh buat menghindar. "O... rupanya itu toh..... DESI itu nama Kuda taruhan, kemarin aku sempet taruhan sama temen-2 di kantor...." Untung sang istri percaya, jadi perang dunia tak jadi meletus.... Tiga hari kemudian.... "TOENG..." kali ini panci mendarat di kepala Asep yang botak lebih kenceng... Dia ampir semaput karenanya... Asep marah-2 sama istrinya... "Ngapain lagi kau pukul aku Mam ???"Istrinya dengan kalem menjawab "TUH... KUDAMU telepon nyari kamu..." -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tri Sakti vs Untar
Saking susahnya nyari kerjaan, akhirnya seorang lulusan Tri Sakti terpaksa menerima tawaran bekerja di Kebun Binatang Ragunan. "Apa boleh buat, daripada nganggur kerja beginian pun jadilah, yang penting halal" begitu tekadnya! Maka, sejak hari itu sang insinyur muda mulai bekerja sebagai "monyet-monyetan" Sepanjang hari harus betah mengenakan baju monyet, pakai topeng monyet, sambil mengunyah pisang atau kacang rebus terus-terusan dan harus jempalitan selincah mungkin untuk menarik perhatian pengunjung. Pokoknya tak beda dengan monyet asli yang sudah mulai punah. Tak ayal lagi, pengunjung Kebun Binatang Ragunan langsung membludak karena ingin menyaksikan si monyet super yang konon tidak hanya lincah dan gesit....tapi juga cerdas! Wong Tri Sakti kok! Sayang sekali, yang namanya sial sulit dielakkan.... dan akhirnya sial datang juga. Sedang enak-enaknya jempalitan, tiba-tiba: "gedebuk....byuuuurrrr!" sang monyet terjatuh kedalam kandang buaya. "Waduh, mati aku!" begitu pikirnya sebelum dimangsa buaya-buaya ganas itu. Tapi, ketika mulut buaya terbuka lebar siap menggigit, dari dalamnya terdengar suara berbisik "jangan takut Mas..... kami juga dari Untar".
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amsal
FRANS & IRENE Mudika di suatu paroki sangat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan paroki, baik rohani maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Mereka selalu bekerja sama di dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di Mudika, "tiada Frans tanpa Irene" atau "Ada Irene ada Frans", demikian ungkapan teman-teman Mudika yang lain. Teman-teman Mudika yang lain sering mengolok-olokan dan menjodohkan mereka berdua, mereka hanya tersenyum saja. Sampai pada suatu hari, sehabis mengikuti Misa Sabtu Sore, mereka mengikut Bible Study (KKS= Kelompok Kitab Suci, Ind.), yang diadakan di samping gereja. Sepulang dari Bible Study, hari belum begitu malam, Frans akan mengantarkan Irene pulang kerumah dengan mobilnya. Di dalam mobil, Frans : "Irene, bagaimana kalau kita makan dulu di Pecenongan?" Irene : "Terserah kamu saja Frans." Setelah makan; Frans : "Irene, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Malam ini kan malam minggu besok hari libur." Irene : "Terserah kamulah Frans." Mobil melaju dari pecenongan ke arah pantai utara, dimana banyak mobil-mobil lain memarkirkan kendaraannya di tepi pantai, demikian pula Frans memarkir kendaraannya di tepi pantai, mereka tidak turun dari mobil, hanya duduk-duduk saja didalam mobil mendengarkan musik, bercerita dari satu hal ke hal yang lain, hingga akhirnya mereka kehabisan bahan untuk bercerita lagi. Irene & Frans berdiam diri sambil mendengarkan alunan musik. Lalu... tiba-tiba.... Frans meletakkan tangannya di atas paha (maaf diatas pangkuan) Irene, tetapi Irene hanya diam saja, beberapa detik kemudian 'si tangan' tsb bergerak beberapa inci (hanya beberapa inci) dan Irene... menggumam Mmmm..... lalu "Frans, Ingatlah pada Amsal 15". Setelah mendengarkan perkataan Irene tentang Amsal 15, walaupun tidak tahu atau lupa akan isinya, Frans langsung menarik tangannya, ia merasa disadarkan seketika itu juga. Frans :"Maafkan saya." Irene : "Tak apa" Mereka pulang. Di rumah, Frans langsung masuk kamar dan mengambil kitab suci, membuka Amsal 15, isinya : "....teruskanlah, jalanmu sudah benar." Frans : "???"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pesen pasir juga, ya ???
Disebuah kota ada sebuah gereja Katholik dengan pastornya yang mempunyai rencana untuk merenovasi gereja itu menjadi lebih besar. Pastor itu juga mempunyai seekor burung beo yang sudah terlatih sedemikian rupa. Pada suatu hari Pastor tersebut menelepon toko bahan material untuk mempersiapkan kira-kira 2 truk pasir. Pastor : Tapi tolong jangan dikirim dulu karena saya harus mendapatkan persetujuan dari Roma, tetapi cukup persiapkan saja pasir tersebut. Pemilik toko : Okey, Pastor Dua hari kemudian Pastor tersebut datang kegereja dan dia kaget sebab didepan gereja sudah menumpuk 2 truk pasir yang belum dia pesan (karena persetujuan dari Roma belum didapatkan) Pastor tersebut marah-marah dan dia menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi tidak ada yang mengaku. Pemilik toko tersebut bersumpah-sumpah bahwa yang memesan itu adalah pastor sendiri, suaranya mirip, katanya. Si pastor mulai curiga kepada siburung Beo, karena burung ini memang sudah sangat terlatih dan dapat menirukan banyak suara, bahkan bisa menelpon. Pastor kepada burung beo : Kamu, ya, yang menelpon ?! Burung Beo : Enggakk, enggakkkk. Pastor : Awas, kamu!!! Pastor tersebut menelpon toko bahan bangunan dan meminta agar pasir tersebut diambil kembali karena dia belum merasa memesan dan membutuhkan pasir tersebut sekarang. Pasir tersebut diambil kembali oleh toko bangunan. Tetapi dua hari kemudian saat pastor tersebut datang kembali ke gereja, didepan gereja sudah menumpuk kembali 2 truk pasir seperti terjadi beberapa hari yang lalu. Sang pastor kembali marah-marah dan kembali menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi kembali jawabannya sama, yaitu mereka tidak tahu menahu mengenai hal tersebut. Ini pasti ulah si Beo, pikir si Pastor.... Pastor langsung masuk keruang kerjanya, dan dilihatnya si Beo sedang bersiul-siul dengan paras muka Innocent. Pastor (marah-marah) : Kamu pasti yang pesan pasir itu, ya! Beo : Engak, engakkk, engakkkk. Orang engak pesen!! Pastor : Alaa, pasti kamu ! Awas kalau berani lagi bertingkah, gue.......(mikir).... gue....gue salib elo. Dengan marah-marah juga diteleponnya toko bahan bangunan dan minta agar pasir diambil lagi. Tentu saja toko bahan bangunan enggak mau, tapi masak sih Pastor berbohong, pikir pemilik toko, dan akhirnya pasir tersebut diambil juga. Keesokan harinya si Pastor datang lagi ke gereja, dan bener............. pasir tadi ada lagi didepan gerejanya. Kembali ditanyanya semua pekerja gereje, jawabannya sama seperti yang sudah-sudah, yaitu "enggak tahu" Yakinlah si Pastor bahwa ini pasti ulah si Beo. Dengan berangnya dia masuk keruang kerjanya dengan membawa kayu, paku dan palu. Ditangkapnya si Beo, disalibnya si Beo. Beo itu tentu saja menjerit-jerit, "bukan saya,engakkk, engakkk,," , tapi si Pastor tidak peduli. Disalibnya si Beo, digantungkannya didinding dan ditinggalkannya beo tersebut. Suasana ruang kerja pastor sepi sekali, yang terdengar hanya tangisan si Beo. Anda tahu, khan, biasanya digereja katholik selalu ada salib di dinding ruangannya, begitu juga dengan ruang kerja si Pastor. Beo tersebut menangis dan tidak sengaja ketika dia menoleh kesamping dilihatnya ada salib dengan patung disalib tersebut. Kembali dengan muka Innocentnya, burung beo tersebut bertanya" Pesen pasir juga, ya ???"-----------------------------------
Asep lagi nyante sambil baca koran di halaman depan, ketika ia tiba-2 dikagetkan dengan sebuah pukulan di belakang "toennggg........" demikian bunyi piring seng yg dipukulkan oleh istrinya dan tepat mengenai botaknya... Nggak ada ujan nggak ada angin digituin, si Asep marah-2... "He...ngapain mukul-2 suamimu ????" "Lu dasar laki-2 hidung belang....." balas istrinya, "siapa DESI yang kamu tulis namanya di kertas dalam dompetmu itu?" Asep sempat gelagapan, nyaris kepergok selingkuhnya dengan DESI, untung dia langsung ketemu jurus ampuh buat menghindar. "O... rupanya itu toh..... DESI itu nama Kuda taruhan, kemarin aku sempet taruhan sama temen-2 di kantor...." Untung sang istri percaya, jadi perang dunia tak jadi meletus.... Tiga hari kemudian.... "TOENG..." kali ini panci mendarat di kepala Asep yang botak lebih kenceng... Dia ampir semaput karenanya... Asep marah-2 sama istrinya... "Ngapain lagi kau pukul aku Mam ???"Istrinya dengan kalem menjawab "TUH... KUDAMU telepon nyari kamu..." -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tri Sakti vs Untar
Saking susahnya nyari kerjaan, akhirnya seorang lulusan Tri Sakti terpaksa menerima tawaran bekerja di Kebun Binatang Ragunan. "Apa boleh buat, daripada nganggur kerja beginian pun jadilah, yang penting halal" begitu tekadnya! Maka, sejak hari itu sang insinyur muda mulai bekerja sebagai "monyet-monyetan" Sepanjang hari harus betah mengenakan baju monyet, pakai topeng monyet, sambil mengunyah pisang atau kacang rebus terus-terusan dan harus jempalitan selincah mungkin untuk menarik perhatian pengunjung. Pokoknya tak beda dengan monyet asli yang sudah mulai punah. Tak ayal lagi, pengunjung Kebun Binatang Ragunan langsung membludak karena ingin menyaksikan si monyet super yang konon tidak hanya lincah dan gesit....tapi juga cerdas! Wong Tri Sakti kok! Sayang sekali, yang namanya sial sulit dielakkan.... dan akhirnya sial datang juga. Sedang enak-enaknya jempalitan, tiba-tiba: "gedebuk....byuuuurrrr!" sang monyet terjatuh kedalam kandang buaya. "Waduh, mati aku!" begitu pikirnya sebelum dimangsa buaya-buaya ganas itu. Tapi, ketika mulut buaya terbuka lebar siap menggigit, dari dalamnya terdengar suara berbisik "jangan takut Mas..... kami juga dari Untar".
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amsal
FRANS & IRENE Mudika di suatu paroki sangat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan paroki, baik rohani maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Mereka selalu bekerja sama di dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di Mudika, "tiada Frans tanpa Irene" atau "Ada Irene ada Frans", demikian ungkapan teman-teman Mudika yang lain. Teman-teman Mudika yang lain sering mengolok-olokan dan menjodohkan mereka berdua, mereka hanya tersenyum saja. Sampai pada suatu hari, sehabis mengikuti Misa Sabtu Sore, mereka mengikut Bible Study (KKS= Kelompok Kitab Suci, Ind.), yang diadakan di samping gereja. Sepulang dari Bible Study, hari belum begitu malam, Frans akan mengantarkan Irene pulang kerumah dengan mobilnya. Di dalam mobil, Frans : "Irene, bagaimana kalau kita makan dulu di Pecenongan?" Irene : "Terserah kamu saja Frans." Setelah makan; Frans : "Irene, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Malam ini kan malam minggu besok hari libur." Irene : "Terserah kamulah Frans." Mobil melaju dari pecenongan ke arah pantai utara, dimana banyak mobil-mobil lain memarkirkan kendaraannya di tepi pantai, demikian pula Frans memarkir kendaraannya di tepi pantai, mereka tidak turun dari mobil, hanya duduk-duduk saja didalam mobil mendengarkan musik, bercerita dari satu hal ke hal yang lain, hingga akhirnya mereka kehabisan bahan untuk bercerita lagi. Irene & Frans berdiam diri sambil mendengarkan alunan musik. Lalu... tiba-tiba.... Frans meletakkan tangannya di atas paha (maaf diatas pangkuan) Irene, tetapi Irene hanya diam saja, beberapa detik kemudian 'si tangan' tsb bergerak beberapa inci (hanya beberapa inci) dan Irene... menggumam Mmmm..... lalu "Frans, Ingatlah pada Amsal 15". Setelah mendengarkan perkataan Irene tentang Amsal 15, walaupun tidak tahu atau lupa akan isinya, Frans langsung menarik tangannya, ia merasa disadarkan seketika itu juga. Frans :"Maafkan saya." Irene : "Tak apa" Mereka pulang. Di rumah, Frans langsung masuk kamar dan mengambil kitab suci, membuka Amsal 15, isinya : "....teruskanlah, jalanmu sudah benar." Frans : "???"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pesen pasir juga, ya ???
Disebuah kota ada sebuah gereja Katholik dengan pastornya yang mempunyai rencana untuk merenovasi gereja itu menjadi lebih besar. Pastor itu juga mempunyai seekor burung beo yang sudah terlatih sedemikian rupa. Pada suatu hari Pastor tersebut menelepon toko bahan material untuk mempersiapkan kira-kira 2 truk pasir. Pastor : Tapi tolong jangan dikirim dulu karena saya harus mendapatkan persetujuan dari Roma, tetapi cukup persiapkan saja pasir tersebut. Pemilik toko : Okey, Pastor Dua hari kemudian Pastor tersebut datang kegereja dan dia kaget sebab didepan gereja sudah menumpuk 2 truk pasir yang belum dia pesan (karena persetujuan dari Roma belum didapatkan) Pastor tersebut marah-marah dan dia menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi tidak ada yang mengaku. Pemilik toko tersebut bersumpah-sumpah bahwa yang memesan itu adalah pastor sendiri, suaranya mirip, katanya. Si pastor mulai curiga kepada siburung Beo, karena burung ini memang sudah sangat terlatih dan dapat menirukan banyak suara, bahkan bisa menelpon. Pastor kepada burung beo : Kamu, ya, yang menelpon ?! Burung Beo : Enggakk, enggakkkk. Pastor : Awas, kamu!!! Pastor tersebut menelpon toko bahan bangunan dan meminta agar pasir tersebut diambil kembali karena dia belum merasa memesan dan membutuhkan pasir tersebut sekarang. Pasir tersebut diambil kembali oleh toko bangunan. Tetapi dua hari kemudian saat pastor tersebut datang kembali ke gereja, didepan gereja sudah menumpuk kembali 2 truk pasir seperti terjadi beberapa hari yang lalu. Sang pastor kembali marah-marah dan kembali menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi kembali jawabannya sama, yaitu mereka tidak tahu menahu mengenai hal tersebut. Ini pasti ulah si Beo, pikir si Pastor.... Pastor langsung masuk keruang kerjanya, dan dilihatnya si Beo sedang bersiul-siul dengan paras muka Innocent. Pastor (marah-marah) : Kamu pasti yang pesan pasir itu, ya! Beo : Engak, engakkk, engakkkk. Orang engak pesen!! Pastor : Alaa, pasti kamu ! Awas kalau berani lagi bertingkah, gue.......(mikir).... gue....gue salib elo. Dengan marah-marah juga diteleponnya toko bahan bangunan dan minta agar pasir diambil lagi. Tentu saja toko bahan bangunan enggak mau, tapi masak sih Pastor berbohong, pikir pemilik toko, dan akhirnya pasir tersebut diambil juga. Keesokan harinya si Pastor datang lagi ke gereja, dan bener............. pasir tadi ada lagi didepan gerejanya. Kembali ditanyanya semua pekerja gereje, jawabannya sama seperti yang sudah-sudah, yaitu "enggak tahu" Yakinlah si Pastor bahwa ini pasti ulah si Beo. Dengan berangnya dia masuk keruang kerjanya dengan membawa kayu, paku dan palu. Ditangkapnya si Beo, disalibnya si Beo. Beo itu tentu saja menjerit-jerit, "bukan saya,engakkk, engakkk,," , tapi si Pastor tidak peduli. Disalibnya si Beo, digantungkannya didinding dan ditinggalkannya beo tersebut. Suasana ruang kerja pastor sepi sekali, yang terdengar hanya tangisan si Beo. Anda tahu, khan, biasanya digereja katholik selalu ada salib di dinding ruangannya, begitu juga dengan ruang kerja si Pastor. Beo tersebut menangis dan tidak sengaja ketika dia menoleh kesamping dilihatnya ada salib dengan patung disalib tersebut. Kembali dengan muka Innocentnya, burung beo tersebut bertanya" Pesen pasir juga, ya ???"-----------------------------------
No comments:
Post a Comment