Bejo dan dukun sakti
Pada suatu hari datanglah seorang dukun ke sebuah desa untuk mendoakan orang-orang di desa itu. Lalu dukun sakti itu menyuruh semua orang kampung di desa itu berkumpul di sebuah gunung kliwon. Dan seluruh orang kampung pun berkumpul digunung Kliwon tanpa terkecuali si " Bejo ". Pada hari pertama sang dukun menyuruh orang orang kampung berkumpul di gunung kliwon dengan membawa batu sebesar kepalan tangan , dan orang -orang kampung pun menuruti perintah sang dukun itu. Tapi berbeda halnya dengan si Bejo, karena malasnya dia hanya membawa batu sebesar ujung jari saja (batu kerikil) karena dia tidak mau cape-cape membawa batu ke atas gunung yang terkenal jauh itu. Lalu sesudah semua orang berkumpul sang dukun pun berdoa dengan suara yang keras katanya : Biarlah Batu yang kalian bawa akan aku berkati menjadi Roti. Lantas Batu yang mereka bawa menjadi roti, tak beda halnya dengan Bejo, tapi karena Bejo hanya membawa batu hanya sebesar ujung jari maka tidak puas lah ia memakan roti itu. Lalu sesudah orang kampung memakan roti itu, sang dukun pun berkata kembali dengan suara lantang : Bawalah kembali Batu sebesar gemgaman tangan
kalian esok hari ! Lalu hari berikutnya seluruh orang kampung pergi kegunung itu dengan membawa batu sebesar gemgaman tangan tampa terkecuali si Bejo. Si Bejo dengan keyakinannya bahwa sang dukun mengubah Batu yang disuruh bawa itu akan diubah kembali menjadi roti , Ia nekat membawa batu yang sangat besar, karena ia tidak mau mendapat roti yang kecil lagi pikirnya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh, Bejo membawa batu besar itu keatas Gunung Kliwon. Lalu sesudah semua orang berkumpul di gunung itu mulailah sang dukun berdoa dengan sura lantang : Lemparkanlah Batu yang kalian bawa, sepanjang batu itu terlempar, maka sepanjang itu pula lah umur kalian di dunia. Maka semua orang membuang batu yang mereka bawa sejauh -jauh mereka melempar, tak terkecuali si Bejo, tapi kerena batu yang ia bawa sangat lah besar, maka walaupun ia
melempar dengan sekuat tenaga, batu besar itu hanya dapat terlempar beberapa langkah saja dari tempatnya melempar. Lalu sang dukun pun menyuruh orang orang kampung untuk berkumpul kembali digunung itu, tetapi kali ini ia menyuruh orang-orang untuk membawa dua buah batu sebesar gemgaman tangan mereka yang sama besarnya. Dan untuk kali ini sang dukun hanya membolehkan kaum pria saja yang boleh pergi ke gunung itu. Lalu pada keesokan harinya semua kaum pria kampung itu berkumpul dengan membawa batu sebesar gemgaman tangan mereka sebanyak dua buah tepat seperti yang diamanatkan sang Dukun. Begitu juga halnya dengan si Bejo, tetapi kali ini ia membawa batu yang tidak sama besarnya. Ia membawa batu sebesar ujung jari dengan harapan jika sang Dukun menyuruhnya melempar agar umurnya panjang maka ia akan melempar batu yang kecil terlebih dahulu, tetapi bila sang dukun mendoakan supaya batu yang mereka bawa berubah menjadi roti maka ia akan tetap mendapatkan roti yang sangat besar. Maka dengan tergopoh-gopoh pula Bejo pergi ke gunung Kliwon. Maka sesudah semua kaum pria berkumpul di gunung itu sang dukun pun berdoa dengan suara yang lantang : Angkatlah kedua batu yang sama besarnya itu tinggi-tinggi, maka semua orang mengangkat batu yang mereka bawa tinggi-tinggi tak terkecuali si Bejo. Tetapi karena batu yg di bawanya tdk sama besarnya, yang satu kecil seperti kerikil dan yg satunya lagi besar bahkan melebihi ukuran badannya, ia pun mengangkat kedua batu itu dengan tergopoh-gopoh. Sesudah semua pria kampung itu mengangkat batu yg mereka bawa maka mulailah sang dukun berdoa dengan suara lantang : Angkatlah batu sama besar yang kalian bawa itu tinggi-tinggi, maka sebesar batu yang kalian bawa akan sebesar itu pulalah biji kemaluan kalian.....!!!!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yahudi dan serdadu Rusia
Seorang Yahudi, seorang serdadu Rusia, seorang nenek dan seorang gadis cantik dalam satu gerbong kereta dari Kiev menuju Moskow. Pada saat kereta memasuki terowongan yang gelap, tiba-tiba terdengar suara ciuman disusul oleh suara tamparan. Ketika kereta keluar dari terowongan itu, keempat orang tersebut Sepandang-pandangan sambil berpikir.
Nenek : Gadis baik, pasti salah satu dari kedua laki-laki itu mencoba mencium gadis itu, dan ditamparnya.
Serdadu : Sialan, Yahudi itu mencium gadis itu, aku yang ditampar.
Gadis : Salah seorang dari dua laki-laki itu pasti mencoba menciumku tapi salah mencium nenek itu dan ditamparnya.
Yahudi : Hari ini hari yang membahagiakan untukku, kucium tanganku sendiri, lalu kutampar prajurit rusia itu, dan, tidak ada yang marah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3 Parasut
Dalam pesawat terbang dari Dili menuju Denpasar terdapat tiga penumpang. Yang seorang adalah anggota pramuka dan pastor asal Timor Timur dan Harmoko. Tiba-tiba terdengar suara pilot lewat pengeras suara.
"Dalam beberapa detik pesawat kita akan jatuh. Sayang kita hanya punya tiga parasut. Saya akan mengambil satu, karena saya harus melaporkan kecelakaan yang melipatkan tokoh penting ini." Sang pilot pun langsung loncat. Melihat pilot dengan gesit meloncat, Harmoko buru-buru mengambil 1 sebuah parasut yang ada di dekatnya. "Saya perlu menyelamatkan diri," ujar Harmoko, "Sebab saya bertugas memimpin Sidang Umum MPR untuk menggolkan Soeharto sebagai Presiden RI." Harmoko pun langsung terjun menyusul sang pilot.
Pastor pun menatap si pramuka kecil. "Nak," ujar sang pastor, "Saya sudah puas menjalani kehidupan ini. Sedang kamu masih harus menjalaninya. Gunakanlah parasut ini. Semoga Tuhan menyertaimu, Nak."
"Jangan bersedih, Pastor"' ujar si pramuka. "Kita masih punya dua parasut. Yang diambil Pak Harmoko tadi adalah ransel saya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lurus...boleh jalan terus...
Di suatu perempatan jalan seperti biasa ada tulisan "Lurus..jalan terus! Saya..berhubung mau lurus..ya tancap gas lagi agak dalam...eeehhh tiba-tiba sepeda motor didepan saya tiba-tiba menginjak rem secara mendadak.. soalnya terdengar berdecit-2. Saya tentu langsung banting stir agak kekiri untuk menghindari tabrakan,maklum jalanan agak padat. Saya langsung buka jendela dan mengumpat pada si pengemudi tersebut "heh mas...gimana sih! kan itu ada tulisannya kalo lurus jalan terus!.." sambil sedikit melotot tentu.. Si pengemudi tersebut kelihatan dengan wajah tak berdosa seperti mau minta maaf...dia membuka helm nya.."tapi pak...saya kan keriting..."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengaku
Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya, "Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?"
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara
hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya, "To, kenapa kamu? Berkelahi?" Anto menjawab, "Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru." Ayahnya bertanya lagi, "Kenapa sampai dihukum?" Anto menjawab, "Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak" Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik, "Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!" ------------------------------------------------
Pada suatu hari datanglah seorang dukun ke sebuah desa untuk mendoakan orang-orang di desa itu. Lalu dukun sakti itu menyuruh semua orang kampung di desa itu berkumpul di sebuah gunung kliwon. Dan seluruh orang kampung pun berkumpul digunung Kliwon tanpa terkecuali si " Bejo ". Pada hari pertama sang dukun menyuruh orang orang kampung berkumpul di gunung kliwon dengan membawa batu sebesar kepalan tangan , dan orang -orang kampung pun menuruti perintah sang dukun itu. Tapi berbeda halnya dengan si Bejo, karena malasnya dia hanya membawa batu sebesar ujung jari saja (batu kerikil) karena dia tidak mau cape-cape membawa batu ke atas gunung yang terkenal jauh itu. Lalu sesudah semua orang berkumpul sang dukun pun berdoa dengan suara yang keras katanya : Biarlah Batu yang kalian bawa akan aku berkati menjadi Roti. Lantas Batu yang mereka bawa menjadi roti, tak beda halnya dengan Bejo, tapi karena Bejo hanya membawa batu hanya sebesar ujung jari maka tidak puas lah ia memakan roti itu. Lalu sesudah orang kampung memakan roti itu, sang dukun pun berkata kembali dengan suara lantang : Bawalah kembali Batu sebesar gemgaman tangan
kalian esok hari ! Lalu hari berikutnya seluruh orang kampung pergi kegunung itu dengan membawa batu sebesar gemgaman tangan tampa terkecuali si Bejo. Si Bejo dengan keyakinannya bahwa sang dukun mengubah Batu yang disuruh bawa itu akan diubah kembali menjadi roti , Ia nekat membawa batu yang sangat besar, karena ia tidak mau mendapat roti yang kecil lagi pikirnya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh, Bejo membawa batu besar itu keatas Gunung Kliwon. Lalu sesudah semua orang berkumpul di gunung itu mulailah sang dukun berdoa dengan sura lantang : Lemparkanlah Batu yang kalian bawa, sepanjang batu itu terlempar, maka sepanjang itu pula lah umur kalian di dunia. Maka semua orang membuang batu yang mereka bawa sejauh -jauh mereka melempar, tak terkecuali si Bejo, tapi kerena batu yang ia bawa sangat lah besar, maka walaupun ia
melempar dengan sekuat tenaga, batu besar itu hanya dapat terlempar beberapa langkah saja dari tempatnya melempar. Lalu sang dukun pun menyuruh orang orang kampung untuk berkumpul kembali digunung itu, tetapi kali ini ia menyuruh orang-orang untuk membawa dua buah batu sebesar gemgaman tangan mereka yang sama besarnya. Dan untuk kali ini sang dukun hanya membolehkan kaum pria saja yang boleh pergi ke gunung itu. Lalu pada keesokan harinya semua kaum pria kampung itu berkumpul dengan membawa batu sebesar gemgaman tangan mereka sebanyak dua buah tepat seperti yang diamanatkan sang Dukun. Begitu juga halnya dengan si Bejo, tetapi kali ini ia membawa batu yang tidak sama besarnya. Ia membawa batu sebesar ujung jari dengan harapan jika sang Dukun menyuruhnya melempar agar umurnya panjang maka ia akan melempar batu yang kecil terlebih dahulu, tetapi bila sang dukun mendoakan supaya batu yang mereka bawa berubah menjadi roti maka ia akan tetap mendapatkan roti yang sangat besar. Maka dengan tergopoh-gopoh pula Bejo pergi ke gunung Kliwon. Maka sesudah semua kaum pria berkumpul di gunung itu sang dukun pun berdoa dengan suara yang lantang : Angkatlah kedua batu yang sama besarnya itu tinggi-tinggi, maka semua orang mengangkat batu yang mereka bawa tinggi-tinggi tak terkecuali si Bejo. Tetapi karena batu yg di bawanya tdk sama besarnya, yang satu kecil seperti kerikil dan yg satunya lagi besar bahkan melebihi ukuran badannya, ia pun mengangkat kedua batu itu dengan tergopoh-gopoh. Sesudah semua pria kampung itu mengangkat batu yg mereka bawa maka mulailah sang dukun berdoa dengan suara lantang : Angkatlah batu sama besar yang kalian bawa itu tinggi-tinggi, maka sebesar batu yang kalian bawa akan sebesar itu pulalah biji kemaluan kalian.....!!!!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yahudi dan serdadu Rusia
Seorang Yahudi, seorang serdadu Rusia, seorang nenek dan seorang gadis cantik dalam satu gerbong kereta dari Kiev menuju Moskow. Pada saat kereta memasuki terowongan yang gelap, tiba-tiba terdengar suara ciuman disusul oleh suara tamparan. Ketika kereta keluar dari terowongan itu, keempat orang tersebut Sepandang-pandangan sambil berpikir.
Nenek : Gadis baik, pasti salah satu dari kedua laki-laki itu mencoba mencium gadis itu, dan ditamparnya.
Serdadu : Sialan, Yahudi itu mencium gadis itu, aku yang ditampar.
Gadis : Salah seorang dari dua laki-laki itu pasti mencoba menciumku tapi salah mencium nenek itu dan ditamparnya.
Yahudi : Hari ini hari yang membahagiakan untukku, kucium tanganku sendiri, lalu kutampar prajurit rusia itu, dan, tidak ada yang marah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3 Parasut
Dalam pesawat terbang dari Dili menuju Denpasar terdapat tiga penumpang. Yang seorang adalah anggota pramuka dan pastor asal Timor Timur dan Harmoko. Tiba-tiba terdengar suara pilot lewat pengeras suara.
"Dalam beberapa detik pesawat kita akan jatuh. Sayang kita hanya punya tiga parasut. Saya akan mengambil satu, karena saya harus melaporkan kecelakaan yang melipatkan tokoh penting ini." Sang pilot pun langsung loncat. Melihat pilot dengan gesit meloncat, Harmoko buru-buru mengambil 1 sebuah parasut yang ada di dekatnya. "Saya perlu menyelamatkan diri," ujar Harmoko, "Sebab saya bertugas memimpin Sidang Umum MPR untuk menggolkan Soeharto sebagai Presiden RI." Harmoko pun langsung terjun menyusul sang pilot.
Pastor pun menatap si pramuka kecil. "Nak," ujar sang pastor, "Saya sudah puas menjalani kehidupan ini. Sedang kamu masih harus menjalaninya. Gunakanlah parasut ini. Semoga Tuhan menyertaimu, Nak."
"Jangan bersedih, Pastor"' ujar si pramuka. "Kita masih punya dua parasut. Yang diambil Pak Harmoko tadi adalah ransel saya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lurus...boleh jalan terus...
Di suatu perempatan jalan seperti biasa ada tulisan "Lurus..jalan terus! Saya..berhubung mau lurus..ya tancap gas lagi agak dalam...eeehhh tiba-tiba sepeda motor didepan saya tiba-tiba menginjak rem secara mendadak.. soalnya terdengar berdecit-2. Saya tentu langsung banting stir agak kekiri untuk menghindari tabrakan,maklum jalanan agak padat. Saya langsung buka jendela dan mengumpat pada si pengemudi tersebut "heh mas...gimana sih! kan itu ada tulisannya kalo lurus jalan terus!.." sambil sedikit melotot tentu.. Si pengemudi tersebut kelihatan dengan wajah tak berdosa seperti mau minta maaf...dia membuka helm nya.."tapi pak...saya kan keriting..."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengaku
Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya, "Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?"
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara
hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya, "To, kenapa kamu? Berkelahi?" Anto menjawab, "Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru." Ayahnya bertanya lagi, "Kenapa sampai dihukum?" Anto menjawab, "Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak" Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik, "Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!" ------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment